ALAT ALAT LABORATORIUM
Untuk mendukung pelaksanaan percobaan dan pengamatan karakteristik dari
suatu rangkaian maka diperlukan peralatan tambahan. Disamping modul
praktikum, keberadaan peralatan ini ternyata sangat penting karena tanpa
adanya peralatan ini maka percobaan tidak akan bisa dilakukan. Peralatan
tersebut antara lain :
Meja praktikum
Meja praktikum merupakan sarana utama praktikum berlangsung. Di meja ini
tersedia berbagai modul pendukung praktikum, mulai dari catu daya hingga
generator sinyal. Masing masing modul disusun berupa panel-panel dengan
antarmuka yang mudah dilepas dan disambung. Masing masing panel
dilengkapi dengan sekring pengaman.
Mulai dari kiri adalah panel pengaman yang berfungsi sebagai saklar utama
yang mengaktifkan meja. Panel ini dilengkapi juga dengan Mini Circuit
Breaker (MCB) yang berfungsi sebagai pengaman gangguan misalnya beban
arus berlebih atau orang tersetrum. Panel selanjutnya yaitu sumber
tegangan 3 fasa, sumber tegangan AC variabel, sumber tegangan DC, sumber
tegangan AC terisolasi, generator sinyal dan terakhir adalah catu daya AC
220 V.
Sumber tegangan AC variabel menggunakan transformator variabel yang bisa
digunakan untuk menghasilkan tegangan AC dengan range mulai 0 s/d 250 V.
Di panel ini dilengkapi juga dengan kuprox atau penyearah gelombang
penuh.
Sumber tegangan DC merupakan regulator tegangan linier yang mampu
menghasilkan tegangan DC mulai dari -15 s/d +15 V. Pada panel ini
terdapat indikator berupa LED yang akan menyala jika arus yang diberikan
ke beban melewati batas. Karena catu daya ini menggunakan rangkaian
regulator linier maka arus yang bisa diberikan tidak terlalu besar. Pada
panel juga terdapat sekring untuk pengaman. Sumber tegangan AC terisolasi
merupakan sumber tegangan AC 220 V yang diisolasi dari sumber tegangan
PLN dengan trafo isolasi.
Generator sinyal bisa menghasilkan sinyal dalam bentuk sinus, segitiga
dan kotak dengan tegangan puncak ke puncak mulai dari 0 s/d 20 Vpp.
Frekuensinya bisa diatur mulai dari 0 s/d 22 KHz. Terdapat 3 sumber yang
bisa digunakan untuk menghasilkan tegangan sesuai dengan jangkauan sinyal
yang ingin dihasilkan, yaitu 0-20 Vpp, 20 dB, dan 40 dB. Sehingga panel
ini bisa digunakan untuk menghasilkan sinyal dengan tingkat keakuratan
sampai ke orde milivolt! Tetapi kelemahan dari generator sinyal ini
adalah tidak mempunyai peraga digital untuk menampilkan nilai frekuensi
sehingga kita hanya bisa sepenuhnya mengandalkan alat ukur lain untuk
memastikan nilai frekuensi yang dihasilkan.
Catu daya AC digunakan untuk mensuplai catu ke peralatan yang memerlukan
catu daya sendiri seperti osiloskop atau Curve Tracer. Catu daya disini
tidak dilengkapi sekring dan sepenuhnya mengandalkan MCB sebagai
pengamannya.
Osiloskop
Osiloskop digunakan untuk melihat bentuk sinyal yang sedang diamati.
Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan
tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui
beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.
Gambar Osiloskop
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol.
Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna
warni dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini
terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk
kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan
garis vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi
tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar.
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk
melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk
melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.
Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu
disetel dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Hal hal
yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
1.
|
Memastikan
alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan(digroundkan).Disamping untuk
keamanan hal ini juga untuk mengurangi noise dari frekuensi radio atau
jala jala.
|
2.
|
Memastikan
probe dalam keadaan baik.
|
3.
|
Kalibrasi
tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
|
Panel osiloskop
Tombol-tombol yang terdapat di panel osiloskop antara lain :
Focus
|
:
|
Digunakan
untuk mengatur fokus
|
Intensity
|
:
|
Untuk
mengatur kecerahan garis yang ditampilkan di layar
|
Trace
rotation
|
:
|
Mengatur
kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
|
Volt/div
|
:
|
Mengatur
berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
|
Time/div
|
:
|
Mengatur
berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar
|
Position
|
:
|
Untuk
mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya nol)
|
AC/DC
|
:
|
Mengatur
fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika tombol
pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling
sehingga hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan. Namun jika
tombol diletakkan pada posisi DC maka sinyal akan terukur dengan
komponen DC-nya dikutsertakan.
|
Ground
|
:
|
Digunakan
untuk melihat letak posisi ground di layar.
|
Channel
1/ 2
|
:
|
Memilih
saluran / kanal yang digunakan.
|
Langkah awal pemakaian yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus
muncul di layar adalah garis lurus mendatar jika tidak ada sinyal
masukan. Yang perlu disetel adalah fokus, intensitas, kemiringan, x
position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan referensi yang
terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian sederhana.
Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan
persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe
dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan
maka akan muncul tegangan persegi pada layar. Jika yang dijadikan acuan
adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div ( satu kotak vertikal
mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak
sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div ( satu kotak horizontal
mewakili waktu 1 ms ) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak.
Jika masih belum tepat maka perlu disetel dengan potensio yang terdapat
di tengah-tengah knob pengganti Volt/div dan time/div. Atau kalau pada
gambar osiloskop diatas berupa potensio dengan label "var"
Multimeter
Untuk mengukur besaran listrik secara langsung digunakan multimeter yang
didalamnya terdapat voltmeter, amperemeter dan ohmmeter sekaligus.
Ada dua macam multimeter yang dipakai selama percobaan yaitu multimeter
analog dan digital. Hasil pembacaan multimeter biasanya lebih teliti
karena nilai besaran yang terukur langsung ditampilkan pada display,
sehingga kita tidak perlu memperkirakan lagi, sedangkan pada multimeter
analog kita akan menemui kesulitan dalam pembacaan hasil pengukuran
terutama jika sensitivitasnya kurang. Selain itu pada multimeter analog,
penyimpangan / pergerakan jarum penunjuknya sering tidak stabil dan jarum
berosilasi sehingga pembacaan tidak akurat. Untuk mengunakan multimeter
ini kita tinggal menyetel agar sesuai dengan kebutuhan, misalnya untuk
mengukur arus maka tombol diarahkan ke amperemeter, untuk pengukuran
tegangan tombol di voltmeter dan pengukuran resistansi tombol di ohmmeter.
Perlu diperhatikan agar multimeter berada dalam keadaan off saat pertama
kali dihubungkan dengan sumber tegangan, setelah terhubung barulah
multimeter di-on kan. Pada multimeter terdapat beberapa skala dengan
range yang berbeda yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan kita.
Curve Tracer
Alat ini dipakai untuk melihat grafik karakteristik dari perangkat
semikonduktor terutama diode dan transistor.
Prinsip kerja alat ukur ini sederhana yaitu adanya tiga terminal yang
bisa dihubungkan ke perangkat semikonduktor. Terminal C (biasanya
dihubungkan ke kolektor) terhubung ke resistor variabel Rv dan catu daya
Vcc yang juga variabel. Terminal B berupa sumber arus konstan yang bisa
dibisa diatur berapa besar arus setiap stepnya. Step merupakan kelipatan
arus terkecil. misal 1 uA per step berarti terminal ini memberi arus
konstan 1uA, 2uA, 3uA dst. Terminal E (biasanya dihubungkan ke emitor)
terhubung ke ground. Untuk melihat grafik karakteristik maka output curve
tracer dihubungkan ke osiloskop, dan pada osiloskop ditampilkan grafik y
fungsi x.
Gambar curve tracer
Keterangan
1.
|
Potensio
untuk mengatur tegangan antara terminal kolektor dan emitor. Tegangan
yang bisa diberikan antara 0 - 120 V DC
|
2.
|
Rv
digunakan untuk menyetel besarnya resistansi antara terminal Vcc dan
kolektor.
|
3.
|
Potensio
untuk menyetel besarnya arus Ib per stepnya.
|
4.
|
Tombol
untuk memilih jenis prategangan yang diberikan ke transistor. Ada tiga
macam yaitu NPN, AC dan PNP.
|
5.
|
Tombol
untuk mengatur besarnya volt/div dan miliampere/div dari grafik yang
ditampilkan di osiloskop. Pengaturan disini cocok jika di osiloskop
volt/div-nya diatur pada 0.2 volt/div.
|
Function Generator
Dalam pelaksanaan praktikum, masing-masing percobaan mempunyai
syarat-syarat yang harus dipenuhi agar sesuai dengan prosedur yang adalah
satunya adalah sinyal masukan (input) yang harus diberikan pada
rangkaian. Sinyal masukan ini dapat berbeda-beda tergantung pada
percobaan yang dilakukan, seperti misalnya sinyal dalam bentuk sinus,
segitiga , atau persegi. Untuk menghasilkan sinyal tersebut, dalam
praktikum digunakan sebuah alat yang disebut function generator.
Function generator ini bisa menghasilkan sinyal dalam bentuk sinus,
segitiga dan kotak dengan tegangan puncak ke puncak mulai dari 0 s/d 20
Vpp. Frekuensinya bisa diatur mulai dari 0 s/d 22 KHz. Prinsip kerjanya
hampir sama dengan panel generator sinyal pada meja praktikum. Pada
beberapa jenis, alat ini memiliki display/ peraga digital yang berupa
seven segment untuk menampilkan besar frekuensi yang kita gunakan
sehingga kita dapat mengatur sesuai dengan yang kita butuhkan. Sinyal
keluaran function generator portable lebih stabil dibandingkan dengan
sinyal dari generator sinyal pada meja praktikum. Untuk menggunakannya,
pertama-tama atur factor pengali sesuai dengan kebutuhan kita,lalu putar
tombol frekuensi dan amplitudo untuk mendapatkan nilai yang diinginkan.
Gambar function generator
Keterangan :
1.
|
Tombol
untuk mengatur besar pengali.
|
2.
|
Pengatur
frekuensi, untuk menaikkan dan menurunkan nilai frekuensi agar
diperoleh frekuensi yang dibutuhkan.
|
3.
|
Tombol
untuk memilih jenis sinyal yang digunakan, terdiri dari sinyal sinus,
segitiga, dan persegi.
|
4.
|
Tombol
pengatur amplitudo sinyal.
|
5.
|
Display
peraga, untuk menampilkan besar frekuensi yang dihasilkan oleh
generator.
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar